SELF BLAMING
Self-blame atau perilaku menyalahkan diri sendiri adalah bentuk kekerasan emosi yang paling toksis. Dia akan cenderung menyalahkan diri, semakin hari semakin sedih dan menjalani hidup dengan berat. Self-blame layaknya sebuah lorong gelap yang hanya berisikan kesedihan dan tidak berujung. Atas kesalahan yang terjadi tersebut kemudian muncul perasaan bersalah, baik itu muncul secara alamiah dari dalam diri maupun atas dorongan dan anggapan orang lain atas diri sendiri. Pada akhirnya, hal ini memunculkan persepsi serta emosi yang secara terus menerus menyalahkan diri disertai perasaan sedih dan juga takut. Self talk pun akan menjadi negatif. Misalnya saja ungkapan “ini semua gara-gara aku...”
Apa sih penyebabnya?
Pertama karena standar yang ditetapkan oleh diri sendiri kepada suatu hal belum sesuai dengan kapasitas yang dimiliki. Ini juga menunjukkan bahwa tidak ada idealisme yang sempurna di dunia ini.
Kedua, disebabkan oleh anggapan bahwa sesuatu yang sedang dilakukan menjadi tanggung jawab diri sepenuhnya dan bisa dikendalikan 100%. Padahal nyatanya, seberapa besar pun tanggung jawab yang ada pada diri terhadap suatu hal, tidak serta merta hasilnya bisa dikendalikan. Ingat, banyak hal-hal di luar kontrol yang seringkali mempengaruhi proses dan hasil akhir
Ketiga, bisa disebabkan oleh karakter diri secara personal dan lingkungan sekitar yang toxic. Setiap orang tentu memiliki level yang berbeda dalam hal mengkritik diri. Beberapa di antaranya bisa saja cenderung lebih dominan untuk menyalahkan diri dibandingkan yang lainnya. Sementara, untuk lingkungan juga berpengaruh karena bisa mempengaruhi mindset jika terus-terusan di-judge sebagai penyebab masalah.
Cara keluar dari self blame?
1. Menanamkan Mindset yang Tepat
Tips pertama adalah menanamkan mindset yang tepat. Adapun mindset yang dimaksud di sini adalah mindset bahwa tidak semua hal bisa dikendalikan. Beberapa di antaranya hanya bisa diusahakan, namun untuk hasil akhirnya banyak hal di luar kendali yang bisa mempengaruhi.
Dengan mindset seperti ini, diri bisa menyadari bahwa ada perbedaan antara tanggung jawab dengan hasil akhir yang tidak seharusnya terlalu dikhawatirkan. Cobalah menerima bahwa hal-hal yang di luar kontrol merupakan suatu hal yang lumrah. Tidak seharusnya diri merasa bisa mengendalikan segala sesuatunya, termasuk hasil akhir yang akan terjadi.
2. Menyadari Perubahan Emosi
Banyak yang tidak menyadari bahwa dirinya telah melakukan self blaming atau menyalahkan diri sendiri. Oleh sebab itu, penting untuk menyadari setiap perubahan emosi yang terjadi dalam diri. Agar lebih mudah melakukannya, cobalah self talk dan rasakan segala sesuatunya dengan tenang.
3. Melatih Self Compassion
Self compassion atau welas asih pada diri juga sangat penting untuk diterapkan supaya tindakan menyalahkan diri sendiri secara berlebihan bisa berangsur hilang. Jangan menyalahkan diri terlalu keras maupun menghakimi diri sendiri terlalu sering ya,
Pahamilah bahwa orang pertama yang seharusnya bersikap baik terhadap dirimu adalah dirimu sendiri. Selain itu, terimalah setiap kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri. Jangan terpaku kepada penilaian orang lain terhadap diri karena pada dasarnya setiap orang terlahir dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Komentar
Posting Komentar